4.13.2011

"kau itu tak penting!!"

“Kau dengarlah sekali lagi, kau menangispun aku takkan peduli. Apa untungku untuk semua raunganmu itu, sudah ku katakan kau takkan ada artinya lagi setelah semua yang ku beri kau campakkan, kau anggap aku masih aku yang kau tahu dulu, kau anggap aku masih binatang peliharaanmu yang bisa kau bodohi. Bodoh sekali!!, sudahlah, menangis darahpun takkan pernah ku tanggapi lagi, aku ingin buta disaat kau hadir didepan mataku, dan aku harap aku bisa tuli ketika kau hadir dengan tangisanmu yang semakin menjadi-jadi itu”.

“dengarlah, aku menyesal melakukan semua itu kepadamu, kau tahu, aku tak kan mungkin memilihmu, ketika semua itu sedang ku jalani”

“persetan dengan bualanmu itu, sekarang baru kau tahu rasanya sesal, dahulu kau yang buat aku menyesal karena telah biarkan kau berada dipelukan lelaki itu dan sekarangpun aku sangat kesal karena aku menyesal telah mengenalmu, aku tak peduli kau ingin berkata apa, walau kau jujur sekalipun, karena yang ku tahu kau pernah membohongiku dan itu cukup untuk membuatku yakin kalau kau tetap seorang penipu hingga kini, apa susahnya bagimu berkorban, seperti aku contohnya!! Heeeh...”

“kau boleh hujat aku sesuka hatimu, kau boleh mengatai aku dengan apapun kata hina itu, aku ikhlas, aku memang pantas kau beginikan, memang ini salah dan khilafku, aku mohon, aku masih ingin sekali lagi jadi milikmu”

“tak kau bilangpun aku akan selalu menghujat dan menghinamu, takkan pernah kurang kata-kata hina yang akan aku keluarkan untukmu, aku pernah berkata padamu bahwa aku akan bersikap lebih baik ketika kau baik kepadaku, dan bila kau menjahatiku sedikit saja, maka terimalah sesuatu yang lebih jahat dariku akan menimpamu. Aku tak peduli dosa yang akan ku terima, apa salahnya aku mempertahankan harga diriku yang dulu kau injak-injak itu, apa salahnya. Sekarang setelah dia mencampakkanmu baru kau tahu aku tulus waktu itu, barulah kau tahu hanya aku yang akan menjadi tempatmu kembali!! Sadis!!, kau anggap aku apa? Apa? Kau tahu, rasa cinta, rasa sayang yang dulu pernah untukmu sekarang sudah habis, kubakar bersama bayangan wajahmu, ku kubur abunya bersama bisik suaramu yang dulu masih terus menghantuiku, dan kini semua tentangmu tak ada lagi, bahkan setelah sekarang aku melihatmu kembali, kau tak ubahnya seperti orang yang tak pernah kukenali. maaf bila semua ini terlanjur terjadi, aku rasa ini perlu, kau perempuan bimbang yang hanya bisa memikirkan untung dan rugimu saja, pergi saja dengan lelakimu itu, dia bisa membawamu terbang keparis, ia bisa memberimu rumah-rumah berbaris, dan dia bisa mengukir namamu dengan tinta emas di sebilah keris, dia bisa memberikan apapun yang tak bisa ku berikan padamu, pergi saja dengan lelakimu yang dulu kau pertahankan itu, aku tak peduli lagi, takkan lagi ada tangisan untukmu”

“aku menyesal! Tolonglah mengerti aku!!”

“kapan aku tak mengeri kau? Kapan?”

“tolonglah!!”

“jangan paksa aku, pergilah sekarang, aku tak ingin melihat batang hidungmu lagi. Kau tau rasanya sakit?, bukan seperti luka sayatan pedang yang kau sirami dengan air cuka, bukan seperti itu, bahkan lebih dari itu, beribu-ribu, bahkan berjuta kali lipat lebih sakit dan pedih dari itu, dan itu aku rasakan dulu, ketika kau lebih memilih dia ketika aku mengemis padamu!, aku rasa kau berhak dan wajib merasakannya juga, jangan salahkan aku, ini salahmu”

“kau menolakku!! Lebih baik aku mati!!”

“ya!! Tentu saja, lebih baik kau mati, biar kau tak lagi menghantuiku. Ingat bila nanti kau mati dan kau menghantuiku, sungguh itu takkan berarti apa-apa!!”

“kau jahat!!”

“ya aku jahat!!”

“kau.. kau...!!”

“apa?, sudahlah, aku harus memberi makan dua ekor hamster peliharaanku, mengganti abuk kayunya, dan memberi mereka minum, mereka lebih penting dari pada KAU!!

(harry)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bijak dan lugas adalah kunci sebuah kritik dapat dinalar dengan otak dan dapat dicerna oleh mata !