4.21.2011

"Kau tak lagi bermimpi"

Aku meniti diatas sebuah benang berwarna merah muda

Benang basah yang ku rentangkan begitu saja tanpa ikatan

Berusaha melamapui jurang yang memisahkan diri dan hati

Mencari celah dimana aku bisa temukan rasa itu lagi

Walau tak kunjung ku temukan, hingga kini telah pun usai.

Namun kini dia hadir,

sedikit bercahaya dengan binar mata penuh pesona

Tak begitu nyata karena dia hanya berada di hayalan ku saja

Bahkan dia hanya ada dalam setiap bunga dalam tidurku yang hampa

Walau begitu, dia tetap berarti juga.

Ku taburi kembali kamar terdalam di hati ini dengan beribu kelopak mawar putih

Harum semerbak, ditemani beribu rama-rama kaca terbang melayang

Ku sirami dengan cahaya bintang, bersinar binar dengan alunan indah senar dawai

Dia hadir kembali, kali ini agak sepi, wajah manisnya,

dengan bibir merah delimanya juga,

Ia TERSENYUM.

Aku mengaga, dan dia tertawa.

Dia mengerlingkan mata.

Aku terpana

Kali ini ia membungkuk, menyambut jemariku, memapah aku, dan aku berdiri.

Agak kaku, mimik wajahku beku, hanya ada senyum tanpa suara dengan mataku terus terpana, dan dia bersuara..

“kagumi aku selagi kau bisa, sungguh kau dapatkan aku dikala kau tak sadar, di hatimu selalu ada aku, kekagumanmu kesetian bagiku, buat ku luluh, hingga ku terpana, aku terbius, dan sungguh aku milikmu, sadarlah kau tak lagi bermimpi, kita telah bersama, selamanya!”


originally harry

Read More..

"You're the one that is not good to be a friend” (untuk KESENANGAN MU teman)

Anggaplah kami sesukamu, kau RATU, kau berhak memandang kami hanya dengan sebelah matamu, kami adalah tempat kebohonganmu bersarang, dimana hanya ada tawa penuh kedustaan yang kau hadirkan, bersama beribu derai air mata kemunafikan yang kadang kau hadirkan agar kami merasa HIBA. Tak perlu kejujuranmu bagi kami. simpan saja kesenanganmu sendiri, menarilah diatas langit penuh bintang di malam saat kami tengah tertidur pulas, ingatlah kesenanganmu bukan KEBUTUHAN bagi kami. Sangat-sangat bukan KEBUTUHAN bagi KAMI.

Kadang kau atas namakan kami dengan kata-kata SAHABAT, saat kau butuh, bahkan saat kau tahu hanya kami tempat kau kembali, sejauh kau memandang, sejauh itu pula kami berkumandang, tak ada dusta yang kami pendam bersama kecuali kepada kau. bodohi, dan hancurkan rasa percaya ini. Toh hidup ini indah, meski tanpa kejujuran, apapun yang kau mau dan apapun yang kau inginkan, jalani kesenangan itu sendiri, dan teruslah menghujat sebuah kedengkian kepada yang kau tahu itu milikmu.

“apa itu namanya sahabat!!” teriakanmu mulai kencang, diatas kegalauan hati yang kau ciptakan sendiri. Penuh kilau rasa dihatimu, mengagungkan kebenaran hanya ada padamu. TERSERAH!!. Kami tertawa “hahahah...!!”. Kami selalu tersenyum dengan dua tangan terbuka lebar, tak pernah pintu tertutup untuk kehadiranmu, apa maumu, pergilah ambil dan habiskan semua yang kau mau itu selagi kami masih bisa MENGASIHANI MU. Tak butuh bayaran untuk semua itu, hanya perlu kau atas namakan PERSAHABATAN ini dengan secercah KEJUJURAN, dan simpan semua sifat burukmu saat kita bersama, karena disini KITA KELUARGA. Namun tidak begitu bagimu, kesenanganmu ya kesenanganmu, bagi kami takkan perlu di bagi, oh tuhan!!, “should? Do we need that?”. KAMI BISA MEMENUHI KESENANGAN KAMI SENDIRI!!.

Aku takkan pernah berkata dan HARAM untukku mengatakan bahwa “AKU TAK BUTUH YANG NAMANYA SAHABAT”, sungguh sungguh sangat HARAM bagiku mengatakan kalimat itu. dengan siapa kau hidup, hanya dengan keluargamu, hanya dengan orang yang sekedar kau kenal yang bahkan dan PASTINYA takkan TERLALU PEDULI padamu?, oh ya lakukan saja bila kau bisa, ingin tahu hidup ini bagaimana bila seorang diri ditengah riuh tanah baru disaat tak ada tempat bagi kita untuk mengadu dan meminjam belas kasihan secara percuma.

aku takkan munafik, aku perlu sahabat, aku tak perlu hidup sendiri karena aku masih butuh sahabat. Walau aku bisa memenuhi semua inginku namun tetap saja ada bagian dalam hidupku yang kutempati dengan kata-kata sahabat, tak cukup hanya dengan orang yang sekedar mengenalku, karena tak selamanya orang itu akan membantu hidupku. Ingatlah SAHABAT adalah KELUARGA, dimana kau bisa menggunakannya sebagai tempatmu mengadu, tempat dimana kau butuh sesuatu dan tempat dimana kau bisa meluangkan RASA SENANG MU SELALU.

when you believe that they are not good friends, then actually you're the one that is not good to be a friend

originally harry


Read More..

4.18.2011

"CINTAKU MEMBANGKAI"

Berkutat diatas kesepian tak bertuan

Menamai hati dengan kata-kata kematian

Kebencian mendarah daging dan sudah tertanam

Berkata hanya dengan sebuah cambukan dan sayatan

Aku berdiri tegak hanya dengan sebatang jari, aku kerasukan

Kau siapa, dan kau apa?

Aku tahu kau adalah setan...

karena telah kau rubah cintaku menjadi beban

menyampirkan pedang di sela-sela jariku...

menyisipkan jarum-jarum karat di lubang-lubang kulitku

peluklah aku, dan kau akan dapatkan kebinasaan

maafkan aku, karena telah ku ukir nama mu diatas batu nisan

jelas, bercatkan darah berperniskan nanah.

Indah sekali, kau sudah ku kunci dalam kuburanmu sendiri

Bertemankan cintaku yang sudah menjadi bangkai

Nikmati saja kenistaan yang pernah kau suguhkan

Kau tahu...

cintaku akan menjadi kayu bakar yang akan memanggangmu

Nerakamu adalah cintaku yang kau binasakan

Api yang membakarmu adalah rasa sayang yang telah kau sulut dengan penghianatan

Dan kini ku sediakan kau tempayan untuk merebusmu bersama darah busuk dan luapan kemarahan.

Matikah? Matilah!!

Aku terawa? Ya aku tertawa!!

Lepas dan puas..

Hahahaha...

originally harry

Read More..

"SURAT!!"

“ku titipkan surat ini bersama linangan air mata yang tanpa henti menetes, dua pucuk surat yang ku sampirkan di dalam sebuah amplop cantik, kau tahu benar amplop ini milik siapa, ini milikmu, uangku tak lagi cukup untuk membeli amplop baru yang secantik amplopmu ini. surat lamaranku belum juga di pertimbangkan perusahaan itu. aku belum memiliki pekerjaan hingga sekarang. Maafkan aku, mungkin aku akan mundur dari persaingan ini, karena ternyata semua yang aku janjikan dan aku elu-elukan kepada kedua orangtuamu belum dapat aku kabulkan. Aku rindu padamu, namun kau tak harus merindukan aku, aku takkan kembali lagi, ini surat terakhir dariku, aku mohon jangan kau menangis, aku tak sanggup melihatmu begitu, aku tahu semua inginmu hanya ada pada aku yang tak punya ini, namun kau harus tetap mendengar semua perkataan orangtuamu, kau tak hanya hidup dengan cintaku saja, kau perlu makan, kau perlu pakaian, kau perlu rumah, dan kau juga perlu semua kemewahan, tapi sayang kau tak bisa dapatkan semua itu dariku, aku memang telah menamatkan kuliahku, namun tetap saja dengan gelar sarjana muda ini aku belum bisa membuat hidupku melambung jauh dengan kesuksesan.

Kau masih tetap yang ku sayang, sungguh bukan karena aku tak cinta lagi, namun karena aku cintalah maka aku melakukan semua ini, kau bisa bahagia dengan si Rudy, atau dengan sia Andi anak juragan tanah yang dipilihkan orangtuamu itu, namun aku lebih setuju bila kau bersama Iman, dia lelaki yang baik, bahkan lebih baik dari aku, dia seorang polisi yang berwibawa, taat beragama dan yang paling penting dia bisa melindungi dan mencintaimu. Maafkan aku bila kau harus mendapatkan berita sedih ini dariku, kita memang sudah lama bersama, sudah semenjak kita SMA dulu.

Jangan balas suratku lagi, aku tak ingin menerima suratmu yang isinya hanya penolakan, aku tak mau kau terus mencintaiku, aku tak bisa membuatmu hidup layak, kau tahu semua ini adalah takdir, sebuah takdir yang kita terima begitu saja tanpa sedikitpun ada pertimbangan. Kau gadisku yang paling aku cintai, kau pertama dan yang paling utama, aku tak yakin bisa mencintai yang lainnya, kaulah bidadari ku yang sudah diturunkan dari surga, dan kau juga yang telah mencuri tulang rusukku, aku tak masalah bila kau harus pergi dengan yang lain, bagaimanapun kau tetap jodohku walau kau harus bersama yang lain.

Jangan menangis, aku akan selalu bahagia, kau pula harus bahagia. Dengar semua ingin orangtua mu, kau anak yang pintar, penurut dan soleha, jangan perburuk keadaanmu sayang, kita memang tak bisa hidup bersama, itu kenyataan yang sudah pasti, ayah ibumu sudah sangat jauh berbeda, mereka menyayangimu, dengan ideologi mereka yang tak mungkin bisa kita lenyapkan dan kita patahkan. Ini hidup, memang sudah bukan lagi pilihan. Walau kita bukan lagi berada di zaman siti nurbaya namun Orangtuamu sudah cukup bijaksana dan bermurah hati, mereka masih memberikanku kesempatan untuk bisa hidup mapan sebelum meminangmu, tapi kenyataannya belum kunjung aku dapatkan kemapanan itu, sudahlah, aku tak ingin melihatmu menjadi seorang perawan tua, biarlah ragamu jadi milik yang lain, namun aku tahu jiwa dan semua cintamu pastinya hanya untukku.
Maafkan aku (fandri yang menyayangimu)”

***

Dia baru membalas suratku 3 tahun kemudian, hanya dengan tiga lembar foto, foto pertama adalah fotonya dengan Iman di pelaminan, foto yang kedua adalah foto sepasang anak kembarnya yang telah berusia 2 tahun 6 bulan, dan foto ketiga adalah foto rumahnya bersama Iman yang sungguh sangat megah, dia juga menyampirkan sebuah pesan singkat di selembar kertas berwarna merah muda”

Aku sudah milik iman
Aku punya semua makanan mewah yang aku inginkan
Ku miliki semua pakaian mewah dan mahal
Dan rumah besar beserta semua kemewahannya sudah aku dapatkan
Ditambah sepasang anak kembar yang sangat aku cintai
Namun tetap saja aku tak bisa merubah kenyataan bahwa AKU TAK BISA MEMILIKIMU.
-End-

originally harry

Read More..

4.14.2011

"PUJAANKU!!" -puisi ditengah malam-

Aku duduk didepan pintu bersama dua cawan capucino hangat yang ku sedu bersama 40 gram susu kental manis dan seperempat cawan susu murni cair, ku aduk dengan sebuah sendok teh mungil berwana silver alami. Asapnya masih mengambang hingga jarum jam tanganku menunjukkan angka 7 lewat 10 menit dimalah hari. Aku masih tersenyum, memeluk kedua lututku, membayangkan dirinya hadir secepat yang aku inginkan tepat didepan mataku saat ini. Sengaja ku buatkan 2 potong roti bakar berukuran besar yang ku lapisi dengan toping coklat dengan sedikit cream strowberry tak lupa ku tambahkan potongan buah strowbery segar yang ku lelehkan coklat cair dipermukaannya, itu kesukaannya, aku tak ingin dia kecewa, sudah lama ku menantikan kabarnya, senyumnya, bahkan dirinya yang akhirnya mau juga hadir ke tempat hidupku yang tak seberapa ini. 

Aku tengah mengukir kata diselembar kertas berwarna kuning padam, dengan mini marker berwarna merah muda, ini yang aku tuliskan..

Pujaanku...
Malam ini kau hadir menemui aku
Di sebuah gubuk reot yang aku miliki
Pujaanku...
Kau tahu, aku akan terus terjaga sampai kau lelah
Aku takkan tertidur sampai kau benar terlelap.
Tenanglah Pujaanku...
Kau yang berharga, apa yang kau mau
Segalanya untukmu
Tak ada yang tak mungkin aku berikan untukmu
Kau ingin aku menyelam di lautan segitiga bermuda,
Mengambil sebutir mutiara di dalam sebuah kerang raksasa?
Atau kau inginkan aku mengeruk bumi,
Mengambilkan kau segenggam emas murni,
Lalu menempanya menjadi sebuah cincin dengan motif bunga kasturi?
Apapun Pujaanku!! Katakanlah...
Malam ini untukmu...
Tak ada yang lebih berharga darimu
Bahkan hidupku sekalipun.

Aku akan sabar walau malam semakin larut, aku masih membekaskan mimik wajahku dengan senyuman yang jarang aku berikan untuk orang lain, ini khusus untuknya. Dan terkhusus hanya untuk dirinya. Namun tiba-tiba hayalanku tentang indah dirinya buyar seketika, astaga aku hampir lupa!!, aku belum memetik bunga mawar putih yang ia suka, oh tuhan maafkan aku. Aku segera berdiri, mengambil sebuah gunting di atas meja belajarku. Aku berlari, ke halaman depan, berusaha mencari kuntum mawar putih yang mekar diantara gelapnya malam, aku meraba, mataku terpana keseluruh arah, sulit bagi mataku yang sudah sangat rabun ini, aku lupa mengambil kacamata bermin 5,5 yang ku letakkan diatas kasur tadi, tapi tak mengapalah, semua ini hanya untuknya.

Sekian detik dengan cepatnya, aku melihat akhirnya sekuntum mawar putih itu, dikerumuni kunang-kunang bercahaya kuning emas, sungguh indah, aku tersenyum, aku akan segera memetiknya. “maafkan aku kunang-kunang, mawarmu bukan milikmu, pujaanku berhak atas ini, kunang-kunang maafkan aku, esok hari akan ku ganti mawarmu ini dengan beribu mawar yang akan ku tanamkan tak hanya untukmu, tapi juga untuk pujaanku, kunang-kunang maafkan aku malam ini!! Aku ingin kau tahu, aku akan segera mendapatkan senyum indahku untuk selamanya!!”. Sedikit berlari dengan kaki tak beralas, aku tergesa-gesa, “ahh!!!”, sial, kakiku!!, oh tuhan, pecahan kaca menembus tumit kakiku ini, sedikit dalam, aku meringis, namun ini bukan apa-apa, mawar itu lebih berharga, ini hanya luka, dan darah ini taklah berharga. Tunggu aku mawarku.

Aku jalan sedikit menjinjit, perih, darah menetes deras, tapi ku buat kakiku kebas, tak ku rasakan sakitnya, aku segera berlari kedalam kamar setelah ku dapatkan sekuntum mawar putih itu, akan ku ikatkan pita emas yang tadi sempat ku beli dan akan ku ikatkan di tangkainya. Pasti akan sangat manis jadinya.

“Mawar putih? Aku suka!!, bukan hanya sebuah kelembutan, namuan kesucian, kekukuhan dan kekuatan, berikan saja aku bunga itu saat kau ingin memberiku kejutan atau hadiah, aku takkan menolaknya!!” aku ingat ucapannya.

Aku sudah sangat tak sabar, tapi sebentar pujaanku, ku urusi dulu luka ini, kau tak perlu kuatir, ini tak seberapa, hanya sebuah kaca yang menancap 3 senti dalamnya ditumit kakiku, aku punya antiseptic, aku juga punya kain kasa, hanya beberapa menit memberesi luka ini pujaanku, jangan kuatir.

Ku cucuri luka di kakiku ini dengan alkohol yang sudah ada sejak aku memberi kotak P3K itu, “awww!!”, perih sekali, aku meringis, namun luka itu jadi lebih bersih, segera ku lumuri dengan obat antiseptic berwarna merah, ku raih kain kasa panjang dan ku ikatkan diluka itu, ku simpul mati. Oh pujaanku!! Lihat!!, sudah tak mengapa lagi, aku masih bisa berdiri dan berjalan, aku tersenyum. Ku genggam mawar putih itu lagi, dan pita emas akan ku ikatkan di tangkainya, aku tersenyum lagi dan lagi.

“pita emas??, klasik sekali, aku suka. Aku harap ini bukan yang terakhir darimu, aku ingin esok, lusa bahkan selanjutnya kau akan tetap memberikan aku mawar ini, karena aku tak butuh yang lain selain mawar ini karena aku sudah mendapatkan cintamu yang sungguh murni dan suci, aku tak butuh uangmu, atau molek wajahmu, bagaimanapun kau tetap yang aku miliki, sepenuhnya!!” aku masih ingat kata demi kata yang ia ucapkan itu.

Aku kembali merebahkan diri dan duduk didepan pintu kamar kontrakanku, meletakkan mawar putih itu diatas kertas puisi yang sudah aku buat tadi, ku hidupkan dua batang lilin putih berukuran sedang tepat disela-sela piring Roti bakar dan cawan-cawan capucino. Indah sekali malam ini.

“kau sudah hadir pujaanku, aromamu bisa kurasakan kini, manis sekali, kau bawa apalagi? Aku tak butuh hadiah pujaanku, hanya dirimu saja yang aku inginkan!!” ku titikkan air mata, aku meraung, menangis, dan aku berteriak kian ganas.

“Pujaaanku, aku rindu!!, pujaanku, aku ingin pelukanmu, aku rindu dirimu pujaanku!!. lihat ini, sudah kubuatkan kau capucino, capucino percis sama seperti yang sering kau buatkan untuku, dengan susu kental, dengan susu murni itu pujaanku. Tidak hanya itu pujaanku, ini roti bakar kesukaanmu, kau sering memesan ini saat kita makan malam bersama. pujaanku!!, kau masih suka dengan puisi-puisiku bukan?, aku sudah buatkan yang baru lagi untukmu. Pujaanku aku rindu, bicaralah!!, bicaralah pujaanku, bicaralah!!, aku rindu. Oh, oh ya, kau mau mawar ini bukan, sudah kuikati dengan pita emas, lihat ini, sungguh klasik bukan?, ya ini sangat klasik, ini semua untukmu pujaanku!!, ambillah, ambil!!. Pujaanku aku rindu, aku rindu dirimu pujaanku!!, ambillah dengan jemari tanganmu yang tegar itu!! Ambillah!!”. aku menangis, meraung sejadi-jadinya, aku tergeletak lesu di atas lantai, aku meraung, aku meronta-ronta kian ganas, ditemani angin dingin malam yang menembus tulangku, aku kedinginan, aku menangis, tangisanku makin jadi, diatas lantai berlapis marmer ini aku terkulai lesu, masih membayangi pujaanku itu. Aku terus menangis, akan terus menangis, dengan kerinduan, dengan semua kegalauan, aku hanya ingin kau tahu, aku rindui dirimu selalu, kau tak perlu tahu betapa sakit raga yang aku rasakan karena merinduimu, pujaanku aku rindu, aku akan terus menangis, aku menangis, menagis terus dan akan selalu begini, HINGGA AKU MATI!!

Dengarlah tangisku pujaanku!!
Kau tetap yang terindah, satu-satunya, yang hanya dan saja!!
Takkan terganti,
Tak ada yang lain setelahmu, cukup hanya kau
Pujaanku lihatlah aku, masih dengan cintaku dan cintamu yang sudah bulat menyatu
Pujaanku, harapanku kita bisa bersatu.
Namun apa dayaku
KAU SUDAH TENANG DI SURGA INDAH MU ITU.
originally Harry

Read More..

4.13.2011

"kau itu tak penting!!"

“Kau dengarlah sekali lagi, kau menangispun aku takkan peduli. Apa untungku untuk semua raunganmu itu, sudah ku katakan kau takkan ada artinya lagi setelah semua yang ku beri kau campakkan, kau anggap aku masih aku yang kau tahu dulu, kau anggap aku masih binatang peliharaanmu yang bisa kau bodohi. Bodoh sekali!!, sudahlah, menangis darahpun takkan pernah ku tanggapi lagi, aku ingin buta disaat kau hadir didepan mataku, dan aku harap aku bisa tuli ketika kau hadir dengan tangisanmu yang semakin menjadi-jadi itu”.

“dengarlah, aku menyesal melakukan semua itu kepadamu, kau tahu, aku tak kan mungkin memilihmu, ketika semua itu sedang ku jalani”

“persetan dengan bualanmu itu, sekarang baru kau tahu rasanya sesal, dahulu kau yang buat aku menyesal karena telah biarkan kau berada dipelukan lelaki itu dan sekarangpun aku sangat kesal karena aku menyesal telah mengenalmu, aku tak peduli kau ingin berkata apa, walau kau jujur sekalipun, karena yang ku tahu kau pernah membohongiku dan itu cukup untuk membuatku yakin kalau kau tetap seorang penipu hingga kini, apa susahnya bagimu berkorban, seperti aku contohnya!! Heeeh...”

“kau boleh hujat aku sesuka hatimu, kau boleh mengatai aku dengan apapun kata hina itu, aku ikhlas, aku memang pantas kau beginikan, memang ini salah dan khilafku, aku mohon, aku masih ingin sekali lagi jadi milikmu”

“tak kau bilangpun aku akan selalu menghujat dan menghinamu, takkan pernah kurang kata-kata hina yang akan aku keluarkan untukmu, aku pernah berkata padamu bahwa aku akan bersikap lebih baik ketika kau baik kepadaku, dan bila kau menjahatiku sedikit saja, maka terimalah sesuatu yang lebih jahat dariku akan menimpamu. Aku tak peduli dosa yang akan ku terima, apa salahnya aku mempertahankan harga diriku yang dulu kau injak-injak itu, apa salahnya. Sekarang setelah dia mencampakkanmu baru kau tahu aku tulus waktu itu, barulah kau tahu hanya aku yang akan menjadi tempatmu kembali!! Sadis!!, kau anggap aku apa? Apa? Kau tahu, rasa cinta, rasa sayang yang dulu pernah untukmu sekarang sudah habis, kubakar bersama bayangan wajahmu, ku kubur abunya bersama bisik suaramu yang dulu masih terus menghantuiku, dan kini semua tentangmu tak ada lagi, bahkan setelah sekarang aku melihatmu kembali, kau tak ubahnya seperti orang yang tak pernah kukenali. maaf bila semua ini terlanjur terjadi, aku rasa ini perlu, kau perempuan bimbang yang hanya bisa memikirkan untung dan rugimu saja, pergi saja dengan lelakimu itu, dia bisa membawamu terbang keparis, ia bisa memberimu rumah-rumah berbaris, dan dia bisa mengukir namamu dengan tinta emas di sebilah keris, dia bisa memberikan apapun yang tak bisa ku berikan padamu, pergi saja dengan lelakimu yang dulu kau pertahankan itu, aku tak peduli lagi, takkan lagi ada tangisan untukmu”

“aku menyesal! Tolonglah mengerti aku!!”

“kapan aku tak mengeri kau? Kapan?”

“tolonglah!!”

“jangan paksa aku, pergilah sekarang, aku tak ingin melihat batang hidungmu lagi. Kau tau rasanya sakit?, bukan seperti luka sayatan pedang yang kau sirami dengan air cuka, bukan seperti itu, bahkan lebih dari itu, beribu-ribu, bahkan berjuta kali lipat lebih sakit dan pedih dari itu, dan itu aku rasakan dulu, ketika kau lebih memilih dia ketika aku mengemis padamu!, aku rasa kau berhak dan wajib merasakannya juga, jangan salahkan aku, ini salahmu”

“kau menolakku!! Lebih baik aku mati!!”

“ya!! Tentu saja, lebih baik kau mati, biar kau tak lagi menghantuiku. Ingat bila nanti kau mati dan kau menghantuiku, sungguh itu takkan berarti apa-apa!!”

“kau jahat!!”

“ya aku jahat!!”

“kau.. kau...!!”

“apa?, sudahlah, aku harus memberi makan dua ekor hamster peliharaanku, mengganti abuk kayunya, dan memberi mereka minum, mereka lebih penting dari pada KAU!!

(harry)

Read More..