11.07.2010

Cerita Berpuisi

Dulu sekali, saat masa ini belum terjadi, Seorang teman pernah bertanya

“apa kau butuh cinta?”

Aku hanya mampu mendengus dalam nada yang datar

Tak ada yang bisa ku ucapkan selain tersenyum dalam diam

Ia kembali bertanya, walau aku tak akan mungkin menjawabnya

“ketika seorang teman akan kau jadikan kekasih, apalah dayamu?”

Tak banyak mimik tercipta dari raut wajah sederhanaku,

Sembari menghela nafad panjang, aku berdiri, menghadap sang teman

Akhirnya aku berbicara dengan lirih seadanya

“aku tidak perlu cinta untuk ku rengguh, karenanya bukan teman akan kujadikan cinta, karena sahabat adalah predikat terindah untuknya kelak, namun ketika aku harus memilih untuk mencintaimu maka aku akan mengambil alih pandanganmu, membalikkan pemikiranmu, dan menyadarkan kau bahwa aku bukan KANIBALIS yang memakan temannya sendiri, KAU CUKUP TAHU, SAHABAT AKAN KEKAL DAN ABADI DAN CINTA TIDAK BOLEH MERENGGUTNYA”

Ia lantas tersenyum lebar, dielusnya bahuku lembut, pertanda ia mengerti sangat.

Aku berputar dan kembali terduduk, ku pandangi sang teman itu tengah berjalan menjauhiku. Kini semua terasa biasa karena sampai kapanpun kesalahan tidak akan ku ulang unt uk yang kedua kalinya.

Cinta bagiku adalah keharusan

Sama halnya dengan aku bernafas

Karenanya biarlah ia akan terus berdenyut mengiringi langkah jantungku

Karenanya biarlah ia tertidur, hingga harum kasturi menyekat mimpinya

Karena sampai kutemukan keindahan yang mutlak, maka cinta akan terus bermimpi...

Read More..

KEMBALIKAN "DIRIKU"


Aku kehilangan lagi

Walau sempat terlihat, tapi kini ia sirna

Benar kata mereka, tak patut begiku merisau

Karena seperti ini sajalah aku, tetap tak berubah

Disudut sunyi gerimis, tetesan hujan membungkam nafasku

Tercekat dalam risau yang meraja didada

Lalang gemilang meringkuh membentuk sarang dikalbu

Duduklah aku disana, dengan mimik tegang dan kelam

Jatuh peluh tiada tara, gelombang gelap menjadi gulita.

Ahh... sajak dan lagi-lagi sajak, hanya mampu itu ku ucap

Lidah ku kelu, aku bisu terkadang namun jenaka menyeruak tak bebas

Aku ingin lepas, mencari ia yang hilang

Tak tahan benar hidupku ini, bagai dalam sangkar baja berduri

Kembalikan aku yang dulu, seperti apa tampaknya lagi

Walau bumi kupijak berbeda, namun aku ingin AKU kembali.

Aku ingin jiwaku merajalela, ku ingin tawaku lepas tak bersisa

Bagai aku yang dulu, “TOLONG KEMBALIKAN DIRIKU”



Read More..