Begini lebih benar bila akhirnya kau lakukan, sesungguhnya apa yang kau katakan dan yang kau lakukan merupakan tujuan akhir dari apa yang aku perbuat sejauh ini, seperti apa yang aku dengar, apa yang aku lihat dan apa yang aku dapati hingga kini, memang tak ada yang bisa membuat aku sebahagia saat bersama mereka sahabat-sahabatku yang tak pernah sedikitpun menyimpan rahasia, bahkan menusukku dari belakang, kau yang pertama, dan aku tahu itu benar, aku tak menyangkal bahwa kau jujur, tapi aku juga tak bisa membantah anggapanku, karena tak hanya kau, tetapi aku juga benar. Kau sungguh tahu, dari dulu yang kau inginkan bukanlah aku ini, hanya status palsu yang kau berikan, aku tak menyalahkan kau, aku yang tak ada apa-apanya ini terlalu percaya diri, mungkin kau hanya mengasihaniku, layaknya pengemis yang meminta belas kasihan kepadamu, kau tak perlu menangis saat itu, apa bila itu hanya sebuah air mata yang akhirnya membuat aku tersakiti. Aku memang tak sepantas yang kau inginkan. Kau benar waktu itu, aku yang memulai semuanya, dan akhirnya aku yang menyesal. agaknya lebih baik apabila dari dulu kita tidak saling MENGENAL, karena bila itu terjadi sungguh aku bisa n takdirku yang sudah terlanjur menjadi abu dan debu.
Aku nyatanya sanggup melihat kau bersama orang yang tepat, walau begitu, kau tetap tidak tahu, apa aku tersiksa, cukup!!, kau tak perlu mengerti aku, kau tak boleh mengenal isi hati dan semua arti dari raut wajahku, kau tak boleh membuat aku terpedaya lagi, sudahlah, kau memang bukan seseorang yang mampu berkorban, karena aku tahu, akhirnya ini semua akan terjadi. Aku tak memiliki dejavu atau indera keenam, namun logika ku cukup tepat kebenarannya. STATUS PALSU! Itu benar bukan, kau hanya berkilah, kau hanya bisa menghindar, kapan kau bisa menjelaskan semua, bila memang kau hanya ingin buat aku terhina, menjatuhkan martabatku didepan semua saksi bisu kehidupan tolong bilang saja!!, kau tak perlu sesulit itu, ludahi saja aku, hujam aku dengan beribu cacian kotormu, aku tahu itu pantas.
Aku tahu kau berfikir aku adalah seorang banci, kau malu mengakui aku waktu itu, aku tahu, kau tak sepenuhnya menangis, kau tak sepenuhnya berkata bahwa kau ingin, kau hanya buat aku menangisi semua yang telah terjadi, karena kau tahu, aku memang pantas kau lakukan seperti itu, pertanyaanku, APA SALAHKU?, kau nyatanya senang bukan melihat semua cacian yang ia berikan padaku waktu itu, kau senang, dan kau menambahnya, kau akhiri semua yang barus terjadi 3 hari, kau akhiri itu, dengan alasan yang kau hanya tahu bahwa aku paham dan mengerti, tapi, kau tak tahu apa yang sebenarnya terjadi, maaf apabila aku memaki mu “BUSUK!!”. Aku tengah murka, kau teruskan saja sandiwara, dan aku kau jadikan saja korban, atau perlu kau lihat aku mati, atau bahkan musnah tak bersisa sedikitpun lagi? Apa perlu, aku tahu pasti.
Apa yang akan kau jelaskan, semua sudah terlanjur menjadi seperti ini, tapi aku ingat betul waktu itu, kau berkata, “jangan fikirkan dia, lihat aku, kau tak perlu berkorban, sebenarnya semua yang aku lakukan dan dekat dengannya hanya untuk menghargai kau!, dan apabila kau tak menerima aku maka tidak hanya dengan kau tetapi DENGAN DIAPUN TAKKAN LAGI ADA HUBUNGAN!!” kau ingat itu. Aku masih menyimpan itu dengan sangat erat difikiranku, itu bukti nyata, kau tak bisa mengelak, karena kenyataannya kau berdusta, KAU MASIH ADA HUBUNGAN DENGANNYA HINGGA SEKARANG! Itu kenyataan bukan?. Dan apa alasan mu?, apa aku tak pantas sakit dan lantas berperilaku seperti ini?
Aku memahami kau sebagai seorang yang baik hati, nyatanya? Apa bisa aku memahami kau seperti itu lagi?, apa yang ingin kau sanggah?, katakan selagi aku masih rela kau tipu. Aku tak ingin buat kau kembali, tapi rasa sakit ini akhirnya tak mampu aku tutupi lagi, kau benar, aku tak lantas melepas semua sakit hatiku sejauh saat kau masih bisa mersuara jenaka kepadaku, ada benci yang sengaja aku redam, ada sakit yang sengaja aku obati sementara, dan kau, menipu, buat aku terbuai, dan lantas kau jatuhkan lagi. “SETAN!!, itu sakit!!”. Aku pantas bukan kau lakukan seperti itu, lakukan saja, lakukan, lakukan semau mu. Dan aku masih mau kau menyanggahku!! Sanggah aku, dan aku akan menghantammu lagi!!, aku sayang, tapi kau bermain saja, aku cinta, namun kau berdusta!! “heeeh!! Aku bukan anak kecil yang bisa kau jadikan boneka, kau ambil dan kau buang, kau ambil lagi dan kau buang lagi, begitu saja mau mu!!”.
Apa yang akan kau sanggah??, katakan sekarang selagi aku maasih memberikan izin!!, kau marah? Kau benci? Ingat aku lebih dari benci bila kau ingin aku mengatakannya. Kau hancurkan hal yang baru pertama kali aku lakukan itu, kau hancurkan begitu saja? “enak??” “mau lakukan lagi?”, “sakiti aku lagi ayo!!”, “ayolaaah!!!”. Kau berfikir pastilah masalah tak sekompleks ini, namun kau melihat itu dari mana SAYANG? Dari sisi kau yang hanya melihat dari sela mata yang kau pejamkan itu?? Ya bukan?? dua jempol untuk mu!!.
Bawa lelakimu, suruh dia bunuh aku, pasti kau benci bukan dengan aku sekarang, suruh lelakimu itu, hantam aku, BINASAKAN SAJA AKU. Kau tak perlu mengadu pada siapapun lagi, mengadulah pada “CINTA MATI MU ITU”, buat ia CACI MAKI AKU LAGI, biar kau bisa tertawa lagi!! Sepuasnya.
Aku memang banci, aku bukan USTAD, dan aku bukan AHLI DAGANG, aku rabun, aku LEMAH, aku KEMAYU, dan aku memang BANCI BUKAN?. kau pasti tertawa? Puas? Pasti puas!!. Aku tak pantas menangis lagi, apabila tak ada kata yang bisa buat aku bahagia, kau sudah buang-buang airmataku!! Sudah cukup!! Aku menderita dan kau bahagia. Namun percayalah bila kau inginkan maka aku akan melupakanmu SELAMANYA!
Maaf sayang, aku yang memulai dan aku yang akan mengakhirinya, walau dengan sangat SADIS!! CINTAKU MATI, DAN IA AKAN MEMBUNUHMU HIDUP-HIDUP!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Bijak dan lugas adalah kunci sebuah kritik dapat dinalar dengan otak dan dapat dicerna oleh mata !