Aku bodoh karena ternyata dia hanya BERDUSTA, hingga kini aku masih terbuai dalam DUSTA-NYA, sampai kapan?, sampai kapan? dan sampai kapan?. Sungguh saat itu mata dan telingaku sedang tidak bekerja, mereka terhipnotis oleh TANGIS KESETANAN yang rupanya hanya AIR MATA BUAYA. Aku tak menyangka rupanya orang sebaik dia bisa juga BERMUKA DUA, BERSILAT LIDAH DAN BERKATA BEDA. Kalau memang dulu dia tak CINTA ya sudah jangan buat aku TERBUAI TERLALU LAMA.
Tapi nyatanya kini aku harus RELA, bila terbukti dia sama seperti yang aku duga, yang sudah, pergilah kau, pergi dari hidupku, jangan ganggu-ganggu aku lagi, karena hatiku hancur. Mungkin memang benar kata orang bahwa wajah dan hati bisa berkata beda, saat itu dia hanya mau aku memperlihatkan kebodohan di raut wajah ini. Kini terbukti, hanya STATUS PALSU yang ia berikan, dan kini DIA PERGI DAN TAK KAN KEMBALI.
Tapi mengapa aku masih menangisinya? Bodoh sekali aku, padahal sudah aku usahakan untuk membencinya kembali. Semua orang bertanya mengapa ku lakukan ini lagi. Namun tak banyak yang aku katakan, karena sebenarnya alasan dari semua ini sungguh sangat RUMIT, aku tak mungkin bisa menusuk temanku lagi dari belakang, aku juga tak ingin lagi jadi bulan-bulanan dari HUJATAN KOTORNYA.
Mengalah bukan berarti kalah. Masih banyak harapan, bukan kau saja, aku tak suka SESUATU KEBOHONGAN terus kau pelihara, bila TAK CINTA ya sudah, aku tak ingin menunggu kau PUTUS DENGAN PACARMU. Biarkan aku CARI PACAR LAGI, kau harus RELA.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Bijak dan lugas adalah kunci sebuah kritik dapat dinalar dengan otak dan dapat dicerna oleh mata !