8.31.2009

Tempo DoeLoe

PERISTIWA

Di batam tepatnya pada tahun 1999-2000 terjadi bentrok massal antara etnis Batak dan Flores. pemicunya sepele, yakni pertengkaran antara sopir dan seorang warga di Perumahan MKGR, Batuaji. Tidak jelas siapa pembawanya, pertikaian itu kemudian meluas ke kawasan lain. Beberapa rumah etnis Flores di kawasan Bukit-senyum, yang sama sekali tidak terlibat pertikaian, juga menjadi sasaran pembakaran. Kerusuhan akhirnya meluas. Saat itu, untuk meredam tawuran antarwarga tersebut, polisi dibantu pasukan TNI Angkatan Darat dan pasukan katak dari Angkatan Laut. Bentrokan bisa diredam. Upacara perdamaian di antara dua kelompok itu juga dilakukan. Menurut data resmi, 22 orang tewas. Adapun kerugian materialnya, tercatat 28 unit kendaraan bermotor hangus terbakar dan puluhan bangunan luluh-lantak. Secara umumperistiwa ini banyak menimbulkan akibat diantaranya :

  • Timbulnya korban jiwa
  • Terjadinya kerusakan fasilitas umum
  • Menghambat aktifitas kehidupan masyarakat sekitar
  • Dari segi ekonomi, peristiwa ini menimbulkan banyak sekali kerugian financial, yang timbul guna membiayai perbaikan fasilitas.

Konflik ini berhasil diselesaikan pada awal tahun 2000 yang diselesaikan dengan cara diplomai musyawarah, keikutsertaan pemerintah dan masyarakat untuk mencapai mufakat, sehingga berakhirlah pertikaian pada saat itu.

Dilihat dari segi social, pertikaian antar suku atau etnis tersebut dapat dikategorikan sebagai kasus disintegrasi, dimana disintegrasi itu sendiri dapat diartikan sebagai hilangnya satu kesatuan yang menyebabkna terpisahnya sebuah kepribadian atau menimbulkan perpecahan. Seperti yang kita ketahui, bangsa Indonesia merupakan mayarakat multicultural dimana memiliki suku, agama, unsure-unsur kehidupan yang berbeda, keragaman ini secara khusus banyak menimbulkan konflik atau pro-kontra. Faktanya, di Indonesia tercatat terdapat kurang lebih 35 suku banga dan kurang lebih 300 kelompok etnis dengan kurang lebih 1000 sub kelompok etnis. Disumatra khususnya terdapat banyak suku sebagai contoh, suku batak, mandailing, flores hingga melayu. Dikaitkan dengan masalah diatas keragaman suku bangsa dapat juga menimbulkan konflik antara uku flores. Dikaitkan dari segi social sangat berakibat fatal, diantaranya menimbulkan korban jiwa, dan terjadinya kesnjangan sosial.

KESIMPULAN

Bahwa kasus yang kami angkat tersebut merupakan kasus dalam kategori disintegrasi suku bangsa yang berawal dari kesalahpahaman dan kecemburuan social yang bersifat spele, sehingga memicu terjadinya konflik yang berlangsung lama yang mengakibatkan berbagai kerugian. Intinya bahwa keragaman suku bangsa tidak saja memberikan unsure positif, namun tanpa disadari juga akan menimbulkan unsure negative berupa pertikaian tersebut.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bijak dan lugas adalah kunci sebuah kritik dapat dinalar dengan otak dan dapat dicerna oleh mata !