9.07.2010

PASTI SUKSES

Aku menatap kearah langit yang biru, bertemankan sahabat-sahabat tercinta, kami semua saudara disini, tanpa ayah dan tanpa ibu walau sebenarnya kami punya mereka, ini takdir bagi pejuang ilmu layaknya kami, rela menahan rindu untuk tidak bertemu sekian lama. Kami memang berani mengambil resiko terberat meski kami belum sepenuhnya mampu melawan resiko tersebut. kami ini siapa?, kami hanya 4 remaja kecil yang sedikitpun belum bisa dewasa, kami masih manja, dan kami masih butuh kasih sayang, namun dibalik kesemua itu kami tetap memiliki tekad walaupun terkadang kami ragu dan kami malu menguak tekad tersebut. Aku(harry), thya, nia, dan nunung, sisa perjuangan yang masih harus berjuang, untuk melewati badai khatulistiwa bahkan nantinya untuk menepis angin topan yang akan menghempasi kami ketepi tebing samudra.

Angin semilir berhembus dari arah pegunungan yang menjulang, riakan air menimbulkan suara yang sungguh natural, kami masih duduk di dalam sepetak kamar yang hanya berukuran 3x3meter bertemankan sebuah tape dan beberapa unit laptop yang masih menyala di depan mata. Berbagai irama music keluar dari dalam kamr ini, menemani kesepian hari yang mendadak menjadi kian menjemukan. Kami masih berada di batas awal perjuangan, kami belum sepenuhnya berjuang, masih banyak cita dan cita-cita yang harus kami raih, kami tidak akan patah semangt atu lantas putus asa, semua orang disini memiliki tujuan yang sama dengan kamik berempat, mereka ingin sukses, maka kami harus menjadi yang lebih dari sukses, mereka ingin menjadi orang baik, maka kami harus bisa menjadi yang terbaik. Tak peduli bagaimana caranya itu, yang penting didalam diri ini kami menyimpat niat yang terkunci dengan sangat rapat. Kami berharap semoga aka nada jalan nantinya.

Aku berpuisi didalam hati ketika jarum jam berdentang sesekali.

Sayup sayup….

Basahnya udara ini membakar hati

Bergejolak dan menggebu..

Tidak ada terik dan panas,,

Yang ada hanya kilat kesejukan

8 pasang mata yang kini cekung

Mereka-mereka itu jarang tidur..

Bukan berpacu, namun saling menghibur

Malam yang gelap panggung sandiwara

Remaja-remaja kecil yang tak tau apa apa

Mereka tertawa mengikuti arusss

Sendiri menepis rindu yang kalut

Kalau nanti adalah masanya

Mereka SUKSES bersama menebar HARUM.

Niscaya dunia akan tersenyum

J

Saat ini tak ada yang lebih penting bagi kami dari pada menuntut ilmu, tujuan kami disini memanglah untuk itu, untuk menjadi yang TERSUKSES DI MASA DEPAN, kami tak peduli apa caranya, yang penting kami TETAP BERJALAN dan memiliki ITU sebagai PATOKAN, kami memang bukan mereka para biduan yang memiliki suara emas yang tentunya menjadi sumber kesuksesannya, kami juga bukan seorang jutawan yang memiliki harta yang tak lekang tujuh turunan, namun sepertinya NIAT dan TEKAT itu CUKUP untuk sebuak kata SUKSES. Bekal kami seadanya, ilmu kami tipis, bagai rambut dibelah tujuh. Tapi dari sinilah kami akan mempertebalnya, akan kami lapisi dengan intang, kami lumuri dengan emas, bahkan kami bentengi dengan baja dan permata, agar kami SUKSES dengan ILMU, HARKAT, MARTABAT, dan TERHORMAT.

Ini perjuangan bagi semua, bukan hanya untuk kami. Waktu tak ubahnya seperti roda yang terus berputar, ada kalanya ia berputar kian cepat dan ada pula kalanya ia berputar seolah-olah pelan, namun ingat WAKTU TAK PERNAH BERHENTI, ini masa bagi kami, dan kami percaya besok aka nada yang menyusul kami dari depan, bahkan akan ada yang menyambut kami didepan, memberikan tongkat kejayaan yang menjadi masa bagi kami kedepan dalam konteks SUKSES.

Percayalah dengan tekat, kita semua orang yang penuh dosa, jangan lupakan hal itu, sebisa mungkin jadilah yang terbaik. Untuk mendapatkan gelas TERSUKSES DI MASA DEPAN.

Empat remaja setengah dewasa tertidur, mereka bermimpi akan hayalan yang semu, penuh warna bagai pelangi, mereka terbang dan melayang, namun sayang mimpi itu harus mereka sudahi, karena tantangan duniawi akan lebih BERWARNA!(HARRY)





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bijak dan lugas adalah kunci sebuah kritik dapat dinalar dengan otak dan dapat dicerna oleh mata !